Jumat, 07 Januari 2011

Nyanyian Gregorian Dasar

Waktu saya pertama kali menyetujui penggunaan Pater Noster untuk misa, timbul pertanyaan "Sebenarnya apa saja sih lagu gregorian yang paling dasar yang bisa digunakan untuk misa?" Jawaban yang saya temukan kemudian terdapat dalam Pedoman Umum Misale Romawi art. 41 yang mengatakan :

Meskipun semua nyanyian sama, nyanyian gregorian yang merupakan ciri khas liturgi Romawi, hendaknya diberi tempat utama. Semua jenis musik ibadat lainnya, khususnya nyanyian polifoni, sama sekali tidak dilarang, asal saja selaras dengan jiwa perayaan liturgi dan dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman. Dewasa ini, makin sering terjadi himpunan jemaat yang terdiri atas bermacam-macam bangsa. Maka sangat diharapkan agar umat mahir melagukan bersama-sama sekurang-kurangnya beberapa bagian ordinarium Misa dalam Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater noster dengan lagu yang sederhana.
Jadi Gereja, lewat PUMR menghendaki umat mahir melagukan dalam bahasa Latin: Credo dan Pater Noster, dengan lagu yang sederhana. Apa yang dimaksud dengan "lagu yang sederhana"? Klausa ini bisa jadi multi tafsir mengingat  setiap orang bisa punya standar "sederhana" yang berbeda-beda. Maka ada baiknya kita mengacu kepada apa yang sudah dikeluarkan oleh Konferensi Uskup (KWI), yakni buku Puji Syukur (PS).

Di Puji Syukur ada satu lagu Credo (PS 374) dan dua lagu Pater Noster (PS 402 dan 403). Sejauh yang saya tahu ada tujuh macam nyanyian Credo, dan yang ada di Puji Syukur ini adalah Credo III. Sedangkan Pater Noster yang lazim dipakai untuk misa di Vatican adalah yang ada di PS 402.

Atas kehendak Gereja lewat PUMR, dan sesuai dengan apa yang disajikan oleh KWI, saya berani mengambil kesimpulan bahwa setiap orang katolik wajib dan perlu mempelajari dan menyanyikan lagu Credo (PS 374) dan Pater Noster (PS 402) dalam bahasa Latin.

Kalau anda yang membaca artikel ini merasa belum cukup pintar atau bahkan sama sekali tidak bisa menyanyikan kedua lagu itu, inilah saatnya belajar. Segera ambil Puji Syukur dan siapkan kedua lagu itu. Atau kalau pada saat ini tidak ada Puji Syukur, bisa download teks Pater Noster dan Credo ini, lalu ikut bernyanyi bersama 2 video ini:

Pater Noster :

Credo :






Untuk menambah semangat berlatih menyanyikan lagu-lagu ini, mari bernyanyi bersama Bapa Suci Benedictus XVI :






Selamat berlatih dan bernyanyi...

1 komentar:

  1. Boleh komentar ya?
    1. Apa tujuan Gereja dengan menyatakan, bahwa nyanyian Gregorian hendaknya diberi tempat utama?
    Mari kita lihat kembali kutipan PUMR yang sudah disajikan di atas: "Dewasa ini, makin sering terjadi himpunan jemaat yang terdiri atas bermacam-macam bangsa. Maka sangat diharapkan agar umat mahir melagukan bersama-sama sekurang-kurangnya beberapa bagian ordinarium Misa dalam Bahasa Latin, terutama Credo dan Pater Noster dengan lagu yang sederhana".
    Maka tujuan utama Gereja tidak lain adalah nyanyian Gregorian diharapkan dapat menjadi (salah satu) perekat untuk menunjukkan universalitas Gereja Katolik yang terdiri dari bermacam-macam bangsa. Sehingga kalau ada perayaan ekaristi yang dihadiri umat dari bermacam-macam bangsa, paling tidak sudah ada 2 nyanyian yang bisa dinyanyikan oleh seluruh umat. Apalagi mengingat Gereja menghendaki agar Syahadat dan Bapa Kami harus dinyanyikan seluruh umat, bukan hanya sekelompok orang atau oleh paduan suara saja.
    Berdasarkan jalan pikiran di atas, saya mendukung statement anda, bahwa semua umat sudah seyogyanya sanggup menyanyikan Pater Noster dan Credo seperti yang tercantum dalam Puji Syukur.
    2. Memang masih bisa diperdebatkan, tetapi dari hasil penelurusan saya, yang dimaksud dengan “nyanyian sederhana” oleh Gereja tidak lain adalah nyanyian yang sanggup dinyanyikan oleh umat, yang sebagian besar bukan penyanyi terlatih.

    Hal ini erat hubungannya dengan apa yang juga tercantum dalam kutipan yang sama, yaitu kata-kata: dapat menunjang partisipasi seluruh umat beriman.
    Kalau PUMR, Konstitusi Liturgi dan Instruksi Musik Liturgi kita baca dengan cermat, kata-kata di atas ternyata beberapa kali muncul, sehingga dapat dikatakan merupakan salah satu prasyarat musik liturgi, yang juga berlaku untuk nyanyian Gregorian, yaitu: yang termasuk dalam musik liturgi adalah musik dan nyanyian yang dapat menunjang dan bukannya menghalangi paritisipasi umat beriman dalam bernyanyi yang adalah bagian utuh dari liturgi.

    Sekian dan terima kasih


    Salam hangat,

    Petrus R. Somba

    BalasHapus